
Perkembangan kecanggihan Tekonologi
saat ini terkait dengan system Cyber-Education
di KMTE UGM, melihat kemungkinan
pengaruh adanya radiasi gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh emiter
ponsel terhadap tubuh manusia.
Suatu penelitian yang pada saat ini sedang
dilakukan di Universitas Lund (Swedia) menunjukkan bahwa radiasi yang
dipancarkan oleh ponsel dapat mempengaruhi fungsi enzim dan protein.
Penelitian yang dilakukan terhadap
tikus percobaan menunjukkan adanya perubahan biokimia dalam darah tikus, yaitu
terjadinya perubahan protein albumin yang berfungsi dalam memasok aliran darah
ke otak. Professor Leif Salford seorang peneliti masalah dampak pemakaian
ponsel terhadap kesehatan, mengatakan bahwa gelombang mikro yang keluar dari
ponsel dapat memicu timbulnya penyakit "alzheimer" atau kepikunan
lebih awal dari usia semestinya. Alzheimer adalah salah satu penyakit yang
menyebabkan menurunnya kemampuan berfikir serta kemampuan mengingat-ingat atau
memori, sehingga gejala penyakit alzheimer mirip dengan orang tua yang pikun.
Walaupun belum terbukti secara langsung bahwa penggunaan ponsel adalah penyebab
utama timbulnya penyakit alzheimer, namun menurut Prof. Leif Salford akibat
yang mungkin ditimbulkan oleh radiasi elektromagnetik dari ponsel tidak boleh diabaikan
begitu saja, tapi harus secara cermat diteliti segala kemungkinan yang dapat
ditimbulkan oleh pemakaian ponsel. Hal ini sebenarnya disebabkan karena
kekhawatiran manusia berdasarkan pengalaman 80 tahun yang lalu, yaitu pada saat
para dokter waktu itu senang menggunakan pesawat sinar-x (pesawat Roentgent)
untuk berbagai keperluan diagnosis. Oleh karena pada waktu itu belum diketahui
dampak pemakaian sinar-x, maka dokter menggunakannya tanpa memakai pakaian
proteksi radiasi atau jas apron, sehingga setelah berselang beberapa tahun
ternyata banyak dokter yang menderita kanker kulit. Nah, atas dasar pengalaman
ini maka para ahli saat ini sedang berusaha untuk meneliti kemungkinan adanya
dampak dari pemakaian ponsel terhadap kesehatan manusia.
Kemajuan teknologi komunikasi pada
saat ini terasa begitu cepat. Hal ini tampak dari terus berkembangnya berbagai
macam jenis telepon, dari jenis telepon kabel yang konvensional sampai dengan
jenis telepon nir kabel seperti handy talky atau "ht", telepon
seluler atau sering disingkat "ponsel" dan jenis terakhir yang sedang
dikembangkan adalah telepon yang dilengkapi dengan layar monitor untuk melihat
lawan bicara yang dinamakan juga "tvphone".
Telepon nir kabel, khususnya telepon seluler yang sudah banyak dipasarkan pada saat ini mempunyai frequensi 450 MHZ dan 900 MHz. Ponsel dengan frequensi 1800 MHz dalam waktu dekat ini akan mulai memasuki pasaran dan sudah barang tentu akan ditawarkan dengan berbagai macam kelebihan dibandingkan dengan ponsel yang sudah ada. Bila dilihat dari frequensi yang digunakan, maka panjang gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dari ponsel akan berkisar antara 1 meter sampai dengan 0,01 meter. Oleh karena komunikasi menggunakan ponsel akan megeluarkan gelombang elektromagnetik, maka radiasi elektromagnetik yang keluar dari emiter ponsel secara teoritis akan berdampak pada tubuh manusia, khususnya bagian kepala sekitar telinga. Tulisan ini akan menjelaskan secara garis besar energi radiasi yang keluar dari emiter ponsel dan pengaruhnya terhadap jaringan tubuh.
Telepon nir kabel, khususnya telepon seluler yang sudah banyak dipasarkan pada saat ini mempunyai frequensi 450 MHZ dan 900 MHz. Ponsel dengan frequensi 1800 MHz dalam waktu dekat ini akan mulai memasuki pasaran dan sudah barang tentu akan ditawarkan dengan berbagai macam kelebihan dibandingkan dengan ponsel yang sudah ada. Bila dilihat dari frequensi yang digunakan, maka panjang gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dari ponsel akan berkisar antara 1 meter sampai dengan 0,01 meter. Oleh karena komunikasi menggunakan ponsel akan megeluarkan gelombang elektromagnetik, maka radiasi elektromagnetik yang keluar dari emiter ponsel secara teoritis akan berdampak pada tubuh manusia, khususnya bagian kepala sekitar telinga. Tulisan ini akan menjelaskan secara garis besar energi radiasi yang keluar dari emiter ponsel dan pengaruhnya terhadap jaringan tubuh.
Telepon seluler atau ponsel yang
banyak digunakan oleh masyarakat saat ini, memang sangat membantu dalam hal
kemudahan berkomunikasi. Ukuran ponsel makin lama makin kecil agar lebih
praktis mudah dimasukkan ke dalam saku dan kelebihannya makin lama makin
canggih. Kecanggihan dan kelebihan ponsel tidak lain adalah waktu selalu
ditemukan hal yang baru. Akan tetapi satu hal yang perlu diingat bahwa pancaran
sinyal dari emiter ponsel selalu mengikuti kaidah pancaran radiasi gelombang
elektromagnetik.
Dampak Radiasi Ponsel
Hasil perhitungan tersebut di atas
menunjukkan bahwa quantum energi yang ditimbulkan oleh radiasi elektromagnetik
ponsel, secara kuantitas relatif masih kecil karena hanya berkisar seper sejuta
elektron Volts. Namun kalau jarak sumber radiasi dengan materi, yaitu jarak
antara pesawat ponsel dengan kepala (khususnya telinga) diperhitungkan, maka
dampak radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh ponsel tidak boleh
diabaikan begitu saja. Alasannya adalah karena intensitas radiasi
elektromagnetik yang diterima oleh materi (kepala khusus bagian telinga), akan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak, artinya makin dekat dengan sumber
radiasi (ponsel) akan makin besar radiasi yang diterima. Persoalan akan lebih
menarik lagi, kalau waktu kontak atau waktu berbicara melalui ponsel
diperhitungkan, maka akumulasi dampak radiasi akibat pemakaian ponsel perlu
dicermati lebih jauh lagi. Hal-hal inilah yang pada saat ini sedang diteliti
oleh Prof. Leid Salford, yaitu dampak radiasi elektromagnetik ponsel terhadap
tubuh manusia.
Pengamatan lebih jauh mengenai
dampak radiasi elektromagnetik ponsel terhadap tubuh manusia, ternyata
mempunyai kemiripan dengan dampak radiasi elektromagnetik yang ditimbulkan oleh
radar. Pesawat radar sejauh ini telah diduga mempunyai dampak terhadap manusia
yang berada pada sekitar instalasi radar. Dampak tersebut adalah kemampuan
radar mengagitasi molekul air yang ada dalam tubuh manusia. Perlu diingat bahwa
sel-sel yang terdapat dalam tubuh manusia sebagian besar mengandung air, maka
dampak agitasi terhadap molekul air perlu mendapat perhatian yang seksama.
Agitasi yang ditimbulkan oleh radiasi elektromagnetik. Kalau intensitas radiasi
elektromagnetiknya cukup kuat, maka molekul-molekul air terionisasi, dampak
yang ditimbulkan mirip dengan akibat yang ditimbulkan oleh radiasi nuklir.
Peristiwa agitasi oleh gelombang mikro yang perlu diperhatikan adalah yang
berdaya antara : 4 mW/cm2 ~ 30 mW/cm2. Agitasi bisa
menaikkan suhu molekul air yang ada di dalam sel-sel tubuh manusia dan ini
dapat berpengaruh terhadap kerja susunan syaraf, kerja kelenjar dan hormon serta
berpengaruh terhadap psikologis manusia. Menurut para ahli, untuk waktu kontak
yang cukup lama, ada kemungkinan terjadi sterilisasi terhadap organ reproduksi.
Hal-hal inilah yang kemungkinan diduga sebagai penyebab timbulnya penyakit
"alzheimer" yang pada saat ini tengah diteliti oleh Prof. Leid
Salford. Alzheimer atau timbulnya kepikunan yang terlalu dini, sudah barang
tentu sangat merugikan manusia karena jelas akan menurunkan produktivitas kerja
seseorang.
Hal penelitian mengenai pengaruh
gelombang mikro terhadap tubuh manusia menyatakan bahwa untuk daya sampai
dengan 10 mW/cm2 masih termasuk dalam nilai ambang batas aman. Nilai
ambang batas aman sebesar 10 mW/cm2 ini berlaku di Amerika,
sedangkan untuk negara-negara lain belum dicapai kata sepakat berapa sebenarnya
nilai ambang batas aman tersebut. Sebagai contoh, Rusia menetapkan nilai ambang
batas aman adalah 0,01 mW/cm2, jauh lebih kecil (1/1000 nya) nilai
ambang batas aman yang ditetapkan oleh Amerika. Jadi mengenai penetapan nilai
ambang batas aman masih perlu diteliti lebih jauh lagi, demi keselamatan
pemakai gelombang mikro termasuk pula terhadap pemakaian ponsel. Kekhawatiran
terhadap adanya radiasi elektromagnetik yang dikeluarkan oleh ponsel, ternyata
telah dimanfaatkan secara psikologis oleh produsen peralatan proteksi radiasi
yang ditimbulakan oleh ponsel. Pada saat ini memang telah diperdagangkan suatu
alat yang dikatakan dapat memproteksi radiasi yang ditimbulkan oleh pontel,
terutama yang katanya dapat menembus dan mempengaruhi jaringan otak manusia.
Seberapa jauh efektifitas alat proteksi radiasi yang ditimbulkan oleh pemakaian
ponsel, sejauh ini masih perlu diteliti kebenarannya. Namun yang jelas, dampak
psikologis terhadap kemungkinan adanya pengaruh radiasi elektromagnetik yang dikeluarkan
oleh ponsel, telah dimanfaatkan oleh para pedagang untuk menjual peralatan
proteksi tersebut. Peralatan proteksi radiasi tersebut ada yang berlabel buatan
Amerika dan berbentuk cincin yang menurut "petunjukknya" harus
ditempelkan pada bagian telinga agar radiasi elektromagnetik dari ponsel tidak
sampai ke jaringan otak. Harga yang ditawarkan untuk peralatan proteksi radiasi
tersebut berkisar Rp 25.000,- per buah. Ada juga peralatan lain yang dikatakan
sebagai reduktor radiasi elektromagnetik ponsel berupa loudspeaker telinga yang
dilengkapi dengan extension kabel atau lebih populer dengan sebutan alat
"hands free". Dengan alat hands free ini orang dapat berkomunikasi
via ponsel tanpa memegang ponsel. Harga peralatan jenis terakhir ini ditawarkan
dengan harga bervariasi antara Rp. 50.000 – Rp. 80.000,- tergantung dari jenis
/ merk ponselnya. Alat ini agaknya masih dekat denga tubuh karena pada umumnya
dimasukkan ke dalam saku baju. Namun sekali lagi, seberapa jauh efektifitas
peralatan proteksi radiasi elektromagnetik tersebut, kiranya masih perlu
diteliti lebih lanjut. Satu hal yang pasti dan perlu diperhatikan adalah
berkomunikasilah dengan ponsel seperlunya saja, agar waktu kontaknya singkat
sehingga dosis yang diterima kecil dan waktu kontak yang singkat juga
berpengaruh terhadap kantong Anda, karena menghemat pemakaian pulsa
ponsel.
Inilah beberapa tips yang sekiranya
berguna untuk menghindari radiasi dari ponsel.
1.
Batasi Penggunaan Waktu bicara
Biasakan untuk membatasi waktu
bicara di ponsel, paling tidak persiapkan terlebih dahulu materi untuk
pembicaraan. Setelah dua menit Anda berbincang di ponsel maka aktifitas natural
electrical akan mulai meningkat ke otak.
2. Rentan Terhadap Anak-anak
Anak-anak tentu memiliki ketahanan
fisik yang lebih lemah ketimbang orang dewasa, termasuk dalam hal radiasi
ponsel. Untuk itu biasakan Anak Anda untuk tidak terlalu sering memanfaatkan
ponsel untuk aktifitas voice. Tapi Anak-anak perlu juga diberi pemahaman untuk
pemanfaatan ponsel dikala darurat.
3. Manfaatkan Airtube Headset
Walau telah menggunakan headset
bukan berarti Anda bisa terbebas dari efek radiasi. Salah satu solusi yakni
manfaatkan airtube headset. Jenis headset ini dilengkapi lubang atau rongga
pada speakernya.
4. Jangan Masukkan Ponsel di Saku Celana
Material bahan di celana kadang
dapat menjadi konduktor yang cepat untuk radiasi, ketimbang reaksi ke bagian
kepala. Salah studi mengungkapkan posisi ponsel di saku celana, terutama dekat
lipatan paha bisa berpengaruh pada kualitas sperma hingga turun 30 persen. Ini
bisa menjadi perhatian penting bagi para pria.
5. Jeda Saat Melakukan Panggilan
Saat Anda menggunakan ponsel tanpa
headset, tunggu beberapa saat sampai panggilan Anda terkoneksi ke jaringan
operator, baru kemudian tempelkan telinga ke speaker. Sedikit banyak hal ini
bisa mengurangi efek radiasi.
6. Jangan Gunakan Ponsel di Elevator
Elevator (Lift) telah menjadi
standar fasilitas di gedung-gedung bertingkat. Elevator pun kini sudah banyak
yang dilengkapi penguat sinyal oleh para operator. Namun ada pendapat untuk
menunda bertelepon di dalam ruang metal tertutup, dalam hal ini adalah elevator
dan kendaraan box. Alasannya aktifitas ponsel dapat memicu hukum Faraday
sehingga bisa menjebak radiasi yang dipancarkan dan di khwatirkan akibatnya
berbalik ke pengguna.
7. Indikator Kekuatan Sinyal
Dikala ingin melakukan panggilan,
sebaiknya perhatikan pula kondisi jaringan operator di layar ponsel. Jika
melakukan panggilan di saat sinyal lemah atau satu bar maka proses kerja ponsel
untuk terkoneksi ke jaringan operator bertambah berat. Ini juga membawa efek
pada tingkat radiasi.
8. Gunakan Ponsel dengan SAR Rendah
Setiap ponsel yang beredar memiliki
tingkat SAR (specific absorption rate) yang berlainan. SAR diartikan
sebagai ukuran tingkat penyerapan energi dari RF (radio frequency) yang dapat
masuk ke dalam tubuh. Semakin rendah tingkat SAR maka kian bagus ponsel yang
dimaksud. Indikator SAR umumnya sudah disertakan dalam buku manual
pengoperasian ponsel.
9. EMF Protection
Gunakan perangkat baik ponsel
ataupun lainnya dengan validasi EMF (electronic filed) protection. Salah satu
yang mencuat saat ini seperti pemanfaatan bio energy. Radiasi EMF dapat
bersifat kumulatif pada tubuh Anda, wujud yang paling mudah dilihat yakni
biological stress.
10. Mengkonsumsi Suplemen
Radiasi dari perangkat Microwave di
base station dapat mengurangi tingkat anti oxidant di dalam tubuh. Hal ini bisa
menjadi ancaman sebab anti oxidant diperlukan tubuh untuk perlindungan dan
membawa pengaruh pada indikator stress, infeksi dan penyakit-penyakit lain.
Untuk itu Anda perlu mengkonsumsi suplemen yang mengandung elemen Melatonin,
Zinc, Gingko Biloba dan Bilberry Extract. Keempat elemen tersebut bisa
meningkatkan anti oxidant, melindungi sel otak dan kesehatan mata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar