PERGERAKAN MAHASISWA
Modal dan strategi dasar yang harus
dimiliki mahasiswa yang merasa menjadi aktifis pergerakan saya gambarkan di
bawah.
- Jaga prestasi akademik,
Tugas utama mahasiswa adalah belajar, karena kedudukan di
kampus membawa implikasi bahwa mahasiswa adalah seorang akademisi, pemikir,
bergerak secara logis dan terukur. Kualitas intelektual kita terukur lewat
nilai-nilai dari mata kuliah yang kita ikuti. Ingat bahwa teriakan berantas
kebodohan, menggelikan ketika keluar dari mulut mahasiswa bodoh!
- Madzab,
pemikiran dan strategi pergerakan mahasiswa juga harus dikuasai. Ini bisa dilakukan dengan banyak membaca sejarah pergerakan mahasiswa di berbagai negara lain, membaca biografi tokoh pergerakan mahasiswa dimanapun berada, dan tentu saja yang sangat urgent adalah sejarah dan benang merah pergerakan mahasiswa di Indonesia. Jangan sampai mahasiswa mengulang kesalahan yang dilakukan mahasiswa di era sebelumnya.
- Benih-benih entrepreneurship
harus dipupuk sejak masa mahasiswa
Mahasiswa harus berusaha mengatasi masalah finansial, karena
kita harus memberikan teladan dan success story kepada masyarakat berhubungan
dengan kemandirian finansial. Ingat, mahasiswa pemalas yang tidak bebas dari
penyakit finansial, absurd ketika berteriak bebaskan rakyat dari kemiskinan.
Kemandirian organisasi dan personelnya dari “sumbangan” pihak lain yang punya
kepentingan, membuat independensi organisasi mahasiswa terjaga. Membuat
teriakan kita tetap lantang kepada siapapun tanpa pandang bulu.
- Konsistensi perdjoeangan adalah
kekuatan karakter aktifis mahasiswa.
Pahami hakekat dari kritik-kritik yang kita lakukan. Logikanya
mahasiswa koruptor jam kuliah, tidak pantas berteriak anti-korupsi. Think
globally, but act locally.
- Public speaking dan leadership.
faktor penting dalam mempengaruhi orang, karena tidak
mungkin mahasiswa dengan leadership dan public speaking yang buruk mengkritik
kepemimpinan nasional.
- Opini lewat tulisan
adalah faktor penting dalam teknik mempengaruhi ala
mahasiswa. Kualitas pikir seseorang diukur dari kualitas tulisan yang
dihasilkan. Pergerakan mahasiswa tak akan lepas dari masalah intelektualitas,
daya pikir, daya kreatif dan perilaku berbasis otak yang lain.
PERGERAKAN MAHASISWA
Modal pergerakan mahasiswa diatas
harus dikuasai, karena itu adalah modal minimal. Meskipun itu semua tidak cukup
ketika kita bergerak di era dunia datar dengan perkembangan internet dan web
yang semakin pesat yang saat ini menuju ke generasi kedua (Web 2.0).
Barrack Obama tidak hanya mengandalkan tim suksesnya secara penuh ketika mengupload video pidato dan kampanye lewat YouTube, tapi sebagian diupload oleh para pemilihnya dengan sukarela. Inilah keindahan user-generated content. Influence tactics ala Web 2.0 ini saya yakin bisa dimanfaatkan oleh aktifis pergerakan mahasiswa, sehingga berbagai opini yang kita keluarkan akan lebih bergema, lebih luas dipahami masyarakat, dan wacana ini akan banyak dinikmati mahasiswa lain karena mahasiswa adalah pengakses Internet di Indonesia yang terbesar. Ingat menurut InternetWorldStats.com pengguna Internet di Indonesia mencapai 20 juta, dan menurut APJII bahkan 28 juta. Pengguna Internet di Indonesia bahkan lebih banyak daripada Spanyol atau negara tetangga kita yang ada di Asia. Tidak ada oplah media massa di Indonesia yang melebih angka 20 atau 28 juta, kecuali TV tentunya yang menurut berbagai data mencapai angka 40 juta.
Barrack Obama tidak hanya mengandalkan tim suksesnya secara penuh ketika mengupload video pidato dan kampanye lewat YouTube, tapi sebagian diupload oleh para pemilihnya dengan sukarela. Inilah keindahan user-generated content. Influence tactics ala Web 2.0 ini saya yakin bisa dimanfaatkan oleh aktifis pergerakan mahasiswa, sehingga berbagai opini yang kita keluarkan akan lebih bergema, lebih luas dipahami masyarakat, dan wacana ini akan banyak dinikmati mahasiswa lain karena mahasiswa adalah pengakses Internet di Indonesia yang terbesar. Ingat menurut InternetWorldStats.com pengguna Internet di Indonesia mencapai 20 juta, dan menurut APJII bahkan 28 juta. Pengguna Internet di Indonesia bahkan lebih banyak daripada Spanyol atau negara tetangga kita yang ada di Asia. Tidak ada oplah media massa di Indonesia yang melebih angka 20 atau 28 juta, kecuali TV tentunya yang menurut berbagai data mencapai angka 40 juta.
Gambaran Pergerakan Mahasiswa
- Tebar Keshalehan Sosial dan
Kreatifitas Maya.
Ini adalah sumbangan besar mahasiswa plus sebagai solusi
nyata untuk masyarakat. Efek langsungnya mungkin ke pengguna Internet, tapi
efek tidak langsungnya bisa ke masyarakat yang bahkan tidak mengenal Internet.
Misalnya, download materi IlmuKomputer.Com mungkin hanya bisa dilakukan oleh
pengguna Internet. Tapi ilmu pengetahuan yang ada di dalamnya dapat
dimanfaatkan oleh dosen dan guru untuk mengajar anak didik yang berada di
berbagai pelosok tanak air.
- Lakukan Image Branding Lewat
Dunia Maya.
Sekali lagi dengan 20-28 juta penguna, Internet adalah media
massa yang paling efisien dan efektif untuk melakukan marketing dan branding
baik untuk personal maupun organisasi.
- Webpreneurship.
Arah entrepreneurship yang sudah kita pupuk sebelumnya, mungkin bisa dikembangkan ke arah technopreneurship, khususnya webpreneurship. Organisasi pergerakan mahasiswa bisa membangun lini bisnis yang memikirkan berbagai bisnis model yang menarik, dan dari sinilah operasional organisasi dibiayai. Kemandirian finansial ini adalah teladan yang baik bagi masyarakat, membuat teriakan lantang kita tentang pembebasan kemiskinan dan kemandirian bangsa menjadi bermakna. Mengemis dana dari para pejabat, mentri maupun institusi pemerintah atau swasta, sebenarnya membuat rantai ikatan yang mengakibatkan organisasi kita tidak independen lagi. Pada saat memimpin PPI Jepang, saya juga berkonsentrasi ke kerjasama bisnis dengan berbagai perusahaan penerbangan, perusahaan telepon seluler dan bahkan perusahaan elektronik yang punya pasar ke Indonesia.
- Tebar Pengaruh Lewat Tulisan di
Blog.
Lanjutkan influence tactic yang sudah kita lakukan di
media massa cetak, ke arah blogging di Internet. Bahkan ketika objek yang kita
bidik adalah pelajar di level SMA dan kebawah, gunakan layanan social
networking semacam Friendster yang pengguna di level itu sangat besar. Ingat,
Indonesia pengguna Friendster nomor tiga sedunia.
- Fokus di Core Competence.
Ini yang mahasiswa kita sering lupakan. Jurusan yang kita
pilih di kampus seolah-olah bagaikan bidang garapan sampingan. Jurusan
computing yang kita pilih, tidak membuat kita fasih berbicara tentang statistik
pornografi di Internet ketika kita beraudiensi tentang RUU Antipornografi.
Jurusan ilmu kehutanan yang kita geluti, juga seolah-olah tidak bermakna karena
kita malah mengkritik sisi lain, ketika berteriak lantang tentang masalah
kerusakan hutan kita, penebangan hutan yang liar atau monopoli pemanfaatan
hutan oleh perusahaan. Jurusan sosial politik yang kita geluti, juga kadang
tidak membuat kita fasih berbicara tentang teoritika dan strategi politik atau
komparasi sistem politik kita dengan negara lain. Wahai aktifis mahasiswa,
konsisten di kompetensi inti adalah jalan yang luruk, bijak dan bertanggungjawab.
Jangan pernah mengatakan hal yang tidak kita kuasai permasalahannya, karena itu
membuat kita dan segala sesuatu yang kita sampaikan terasa hampa.
- Leadership di Komunitas Maya. Buktikan bahwa leadership kita di dunia nyata juga
terbukti di dunia maya. Bangun komunitas, pimpin pergerakan komunitas
maya, sebagai penambah dukungan pergerakan kita di dunia nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar