Seorang pengelana datang menghampiriku disinggasana
Ia serupa mentari, dari balik bilik mega
Laiknya sang penyair ia pandai melukiskan rasa
Ia curi hatiku dengan sejuta pesona
Padanya kutemukan keindahan cinta
Duhai engkau pemikat hatiku
Engkaukah cahaya bintang yang dikirim untukku
Ataukah hanya bayangan dalam jiwa
Yang muncul dari angan-angan belaka
Seiring berjalannya sang waktu, perubahan kapan pun dapat terjadi
Laiknya guntur di siang hari
Saling diam dan menjauhkan diri pun menguasai
Tiba-tiba kau tiadakan cinta yang tlah bersemi
Duhai kau pencipta rasa
Sungguh terlalu menghakimiku lewat uraian dan paparan semata
Lantaran aku menaruh hati dan jatuh cinta
Pada seseorang yang sesungguhnya tak pernah ada
Dalam hati api kemarahan rapi tersimpan
Dikala sang pujaan tiada kepercayaan
Aneh nian hati sang pujaan
Dengan senang hati kau tinggalkan sang pencinta
Ketika kau tak lagi menginginkanku
Kematian lebih manis rasanya dari pada kumemandang sang pujaan jajakan cinta
Seolah tak kau kenal dan mengubur wajahku dalam kemenanganmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar