Di
malam yang dingin ini
Aku
duduk di luar sambil memandang rumah-rumah warga yang mulai sepi
Tidak
ada lagi canda tawa penghuninya
Semuanya
mulai tidur sambil berkhayal agar bermimpi indah
Sementara
aku…
Aku
hanya duduk terdiam di atas beranda kosanku
Membayangkan
apa yang terjadi tadi sore
Suatu
kalimat yang menyiksa hatiku
Tapi
aku harus tau dan aku harus menerima kenyataan itu
Cepat
atau lambat hal itu akan terjadi
“Sayang,
maafkan aku kalo aku harus jujur padamu. Hubungan kita tidak bisa dilanjutkan
lagi. Orang tuaku sudah menyiapkan calon istri buatku dan aku tidak bisa
menolaknya. Karena aku anak satu-satunya dari orang tuaku. Aku yang mewarisi
semua harta benda keluargaku turun temurun dan keturunan keraton.”
Aku
hanya mengenalnya sebagai sosok manusia biasa
Yang
tidak terikat adat istiadat, pewaris harta, atau gelar keraton
Sosok
anak manusia yang sederhana
Aku
hanya terdiam mendengar pengakuan dari mulutnya
Sebuah
pengakuan yang harus aku telan mentah-mentah
Ternyata
kekasihku seorang anak keturunan keraton
Hal
yang selama ini tidak aku ketahui
Hal
yang tidak pernah dia katakan padaku saat pertama kali kita kenal
Selamat
tinggal kekasihku
Maafkan
aku selama ini jika punya salah padamu
Aku
harap kamu tidak khawatir denganku
Karena
aku baik-baik saja
Aku
akan selalu berdoa kepada Allah
Agar
kamu bahagia bersamanya
Seorang
wanita yang dipilih orang tuamu
Wanita
yang sejajar denganmu yang pantas bersanding denganmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar